|
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama. |
Liburan akhir Desember 2014 kemarin saya bersama keluarga kecil pergi ke Taman Sari, wisata murah meriah di Jogja. Baru hari ini (03/02/15) saya menuliskannya di blog ini, saat keinginan ngeblog muncul lagi. Menulis atau ngepost blog apa yang ingin diarsipkan, hal-hal yang personal. Selain itu, post ini juga untuk mengobati kerinduan kepada
Afra.
Kembali ke Taman Sari, lokasinya yang di perkotaan dekat dengan Keraton, menjadi salah satu pilihan tempat liburan. Apalagi tahun ini sudah bertambah anggota keluarga kami, dengan hadirnya si kecil. Akhir Desember, tanggal tua cocok berwisata ke tempat-tempat wisata yang murah juga, tetapi tetap menyenangkan dan menambah wawasan pengetahuan.
|
Mengenalkan warisan budaya sejak dini :D |
Sebetulnya tidak terlalu banyak referensi yang kami (saya dan istri) baca tentang Taman Sari. Saat itu kami hanya ingin jalan-jalan tetapi tidak terlalu banyak uang yang akan dikeluarkan nantinya. Hanya berbekal informasi seadanya dari hanya salah satu laman di internet, kami berangkat ke pusat kota dan mencari tempat wisata yang bernama Taman Sari ini.
Sampailah kami di, Taman Sari yang masuknya dari Utara. Memang benar, sama sekali tidak membayar, hanya parkir saja. Kami menyusuri bangunan yang terlihat tua yang tinggi dan terkesan tak terawat ini. Saya sedikit kaget, bangunan cagar alam ini ada di tengah perumahan-perumahan penduduk, bahkan sangat dekat.
|
Di sekelilingnya pemukiman padat penduduk |
Setelah saya baca dari Wikipedia, ternyata dulu itu adalah danau buatan yang disebut segaran tempat bersampan sultan dan keluarga kerajaan serta untuk memelihara berbagai jenis ikan. Saai ini tempat itu telah menjadi pemukiman padat yang dikenal dengan kampung Taman. Konon dari Taman Sari ada jalan tembus ke
Pantai Selatan atau Parangtritis.
|
Taman Sari juga ramai wisatawan |
Kami memasuki lorong menuju sebuah tempat, yang sempat saya dengar dari pemandu itu adalah masjid. Bangunan melingkar dengan bertingkat dengan tengah-tengahnya ada tangga berundah sebanyak lima. Jumlah lima ini katanya mewakili jumlah rukun islam yang ada lima. Ini salah satu titik yang biasanya orang banyak berfoto, sebagai bukti pernah ke Taman Sari.
Hari itu, siang mulai terik dengan anak kecil tidak kami lanjutkan menyesuri Taman Sari yang lumayan luas ini. Kami keluarkan dengan melewati lorong yang berbeda saat masuk, dan ternyata itu adalah pintu masuk Taman Sari yang dekat dengan Alon-Alon Selatan. Padahal motor ada di pintu masuk utara, akhirnya kami harus kembali lagi.
|
Belum menemukan Umbul Pasiraman, harus ke sini lagi (foto: Wikipedia) |
Sebenarnya satu tempat yang kami lewatkan, dan itu semacam ikon Taman Sari, yaitu Umbul Pasiraman. Masih dari Wikipedia, Umbul Pasiraman adalah kolam pemandian bagi Sultan, para istri beliau, serta para putri-putri beliau. Di sini ada tiga kolam yang dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur dan dikelilingi pot bunga raksasa.